Rabu, 26 November 2008

resensi novel 2

Judul Buku : “Behind The Scenes Story”

Pengarang : El Ovio

Penerbit : PT Elex Media Komputindo

Banyak Halaman : 185 halaman

Buku yang saya resensi ini adalah berjudul “BEHIND THE SCENES STORY”. Buku ini bercerita tentang kisah seorang remaja perempuan yang mempunyai cita-cita dan keahlian dalam bidang tulis menulis dan perfilman. Dan kisah ini juga di bumbui kisah cinta dan konflik dalam kehidupan remaja.

Adapun tokoh utama dalam cerita ini gadis remaja bernama Alfa Carmelita, siswi SMU ternama di Jakarta. Alfa adalah seorang remaja yang periang, kreatif, dan mempunyai cita-cita sebagai seorang penulis dan sutradara. Dan karena usaha nya yang tangguh, akhirnya hasil buah karya nya di angkat menjadi skenario sebuah sinetron remaja sebuah stasiun televisi ternama di Indonesia.

Hingga akhirnya Alfa bertemu dengan seorang pemuda bernama Ferick. Maka dari sini lah awal dari segala kisah cinta romantis dan konflik yang terjadi pada sepenggal perjalanan kehidupan Alfa antara cita-cita dan cinta.

Buku ini sangat menarik bagi para remaja, buku ini juga di kemas unik dan sangat menarik, ini dapat kita lihat dari cover buku dan judul buku nya yang menarik. Apa lagi setelah kita baca buku ini hingga akhir.

Cerita nya sangat menarik sesuai dengan realita cinta anak muda dan dengan di bumbui cerita-cerita joke yang lucu. Namun buku ini jga memiliki kekurangan yaitu, dalam penyajian bahasa masih terdapat penggunaan bahasa yang kurang baik. Atau lebih terkesan masih terdapat kata-kata yang agak monoton.

Tapi semua ini dapat tertutupi dengan cerita kisah remaja yang menarik minat pembaca tentang cita-cita dan cinta yang di alami oleh tokoh utama cerita pada buku novel remaja “Behind The scenes Story” karya El Ovio.

resensi novel

Judul Buku : “Cinta 2 Ego”

Pengarang : Christ Oetoyo

Penerbit : PT Elex Media Komputindo

Banyak Halaman : 153 Halaman

Buku yang saya resensi ini adalah berjudul “CINTA 2 EGO”. Buku ini bercerita tentang kisah cinta yang sudah sering terjadi di kalangan remaja, dan buku ini lebih menekankan kepada bagaimana keegosian dua anak manusia dalam menghadapi kehidupan, terutama dalam kehidupan percintaan.

Kisah ini di awali dari perkenalan yang tidak pernah terduga sebelum nya antara Tintan dan Oscar remaja SMU yang sedang di mabuk cinta remaja. Begitu banyak nya persamaan juga perbedaan di antara mereka membuat mereka tidak mampu memahami satu sama dengan yang lainnya. Oleh karena itu begitu banyak konflik juga kisah cinta romantis yang mereka alami dalam kehidupan Tintan dan Oscar.

Namun dengan berjalan nya waktu karena begitu sering dan banyak nya konflik di antara mereka. Hal ini sedikit demi sedikit membuat mereka menjadi dewasa dan memahami arti nya cinta, kasih sayang, dan pengertian.

Cerita dalam novel remaja yang bertajuk kisah cinta remaja ini sangat unik. Dimana para tokoh utama nya di tuntut harus saling mampu bertahan menghadapi keegosian yang lumrah di miliki oleh setiap manusia. Di cerita ini juga sang penulis pintar memainkan adrenalin pembaca dengan konflik cinta yang di suguhkan dalam cerita ini. Namun di balik semua ini, cerita ini juga mengingat kita bagaimana kita menahan rasa keegosian yang terkadang kita selalu sulit mengontrolnya baik dalam kehidupan cinta dan hal yang lainnya.

Namun cerita ini juga memiliki kekurangan, dari segi bahasa masih terdapat kata-kata yang monoton. Dan terdapat ilustrasi-ilustrasi yang tidak terlalu penting menurut saya dalam penyajian cerita dalam buku ini. Namun hal ini tidak terlalu berpengaruh kalau di bandingkan dengan cerita nya yang menarik minat pembaca ini.

Resensi Buku

Judul Buku : Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza

Penulis : Hernowo

Lembar Halaman : 276 halaman

Penerbit : Kaifa

Buku ini banyak menggambarkan manfaat asyiknya membaca dan memahami isi sebuah buku. Oleh karena itu penulis membuat judul tema bukunya yaitu “Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza”. Begitu banyak bab-bab yang mengangkat tema membaca, namun di sini saya mengambil salah satu bagian bab tentang “ Tiga Cara Ampuh Menjadikan Seorang Anak Gemar Membaca”.

“Tiga Cara Ampuh Menjadikan Seorang Anak Gemar Membaca” ialah yang pertama, berilah kesempatan seluas-luasnya kepada putra-putri anda agar mereka benar-benar dapat melihat anda sedang membaca buku.

Kedua, bagikanlah informasi-informasi yang bermanfaat yang anda peroleh dari kegiatan membaca anda kepada putra-putri. Anda.

Ketiga, pada saat anda membaca buku di rumah, cobalah sekali-kali membaca dengan suara yang keras supaya putra-putri anda mendengar bacaan anda.

Berikut ini adalah 4 tip Zahlier, utuk membuat orang tua yang tidak suka membaca buku di rumah bisa memulai membiasakan membaca buku dan menjadi teladan membaca bagi anaknya, yakni :

v Carilah topik bacaan yang di sukai oleh seluruh anggota keluarga setiap hari.

v Milikilah buku-buku dan pasanglah buku-buku itu di rumah secara atraktif.

v Berusahalah sekuat daya untuk mematikan televisi dan kemudian membacalah.

v Berikanlah buku kepada anak-anak anda saat anda membaca sebuah buku.

v Perlakukan buku seperti makanan ( buku juga bisa di baca sedikit demi sedikit atau diemil dan dirasai “kelezatan” bahasanya)

Kurang lebih seperti ini lah isi dari bab “Tiga Cara Ampuh Menjadikan Seorang Anak Gemar Membaca” dari buku yang berjudul Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza.

Buku ini pada dasarnya sama seperti buku yang menyajikan ilmu pengetahuan khususnya dalam hal membaca. Buku ini memiliki kelebihan isi nya yang menarik dan juga bermanfaat bagi setiap orang yang membaca nya. Namun dalam keberadaan buku ini, banyak persepsi pro dan kontra khalayak yang berbeda-beda tentang tema judul buku “Andaikan Buku itu sepotong Pizza”.

biografi

Biografi Kahlil Gibran (1883-1931)

Kahlil Gibran lahir pada tanggal 6 januari 1883 di Beshari, Lebanon. Beshari sendiri merupakan daerah yang sering mengalami bencana alam. Maka tak heran sejak kecil, mata Gibran sudah terbiasa menangkap fenomena-fenomena alam. Inilah yang banyak menginspirasikan tulisan-tulisannya tentang alam.

Sejak awal masa remaja, visinya tentang tanah kelahiran dan masa depannya mulai terbentuk. Tirani kerajaaan Ottoman, sifat munafik organisasi gereja, dan peran kaum wanita Asia Barat yang sekedar sebagai pengabdi, mengilhami cara pandangnya yang kemudian di tuangkan ke dalam karya-karyanya yang berbahasa Arab.

Gibran meninggalkan tanah airnya saat ia berusia 19 tahun, namun ingatannya tak pernah bisa lepas dari Lebanon. Lebanon sudah menjadi inspirasinya. Di Boston dia menulis tentang negerinya itu untuk mengekspresikan dirinya. Ini yang kemudian justru memberinya kebebasan untuk menggabungkan 2 pengalaman budayanya yang berbeda menjadi satu.

Gibran menulis drama pertamanya di Paris dari tahun 1901 hingga 1902. saat itu usianya menginjak 20 tahun. Karya pertamanya, “Spirits Rebellious” ditulis di Boston dan diterbitkan di New York, yang berisi empat cerita kontemporer sebagai sindiran keras yang menyerang orang-orang yang di lihatnya. Akibatanya, Gibran menerima hukuman berupa pengucilan. Akan tetapi, sindiran-sindiran Gibran itu tiba-tiba di anggap sebagai harapan dan suara pembebasan bagi kaum tetindas di Asia Barat.

Sebelum tahun 1912 “ Broken Wings” telah di terbitkan dalam bahasa Arab. Buku ini bercerita tentang cinta Selma Karami kepada seorang muridnya. Namun, Selma terpaksa menjadi tunangan kemenakannya sendiri sebelum akhirnya menikah dengan suami yang merupakan seorang uskup yang oportunis. Karya Gibran ini sering di anggap sebagai otobiografinya.

Pengaruh “Broken Wings” terasa sangat besar di Dunia Arab karena di sini untuk pertama kalinya wanita-wanita Arab yang menomorduakan mempunyai kesempatan untuk berbicara bahwa mereka adalah istri yang memiliki hak untuk memprotes struktur kekuasaan yang di atur dalam perkawinan. Cetakan pertama “Broken Wings” ini di persembahkan untuk Mary Haskell.

Gibran sangat produktif dan hidupnya mengalami banyak perbedaan pada tahun-tahun berikutnya. Selain menulis dalam bahasa Arab, dia juga terus menyempurnakan pengusaan Bahasa Inggrisnya dan mengembangkan kesenimannya.

Sebelum tahun 1918, Gibran sudah siap meluncurkan karya pertamanya dalam Bahasa Inggris, “The Madman”, “His Parables and Poems”. Persahabatan yang erat antara Mary tergambar dalam “The Madman”. Setelah “The Madman”, buku Gibran yang Berbahasa Inggris adalah “Twenty Drawing”, 1919; “The Forerunne”, 1920; dan “Sang Nabi” pada tahun 1923, karya-karya itu adalah suatu cara agar dirinya memahami dunia sebagai orang dewasa dan sebagai seorang siswa sekolah di Lebanon, di tulis dalam bahasa Arab, namun tidak di publikasikan dan kemudian dikembangkan lagi untuk ditulis ulang dalam Bahasa Inggris pada tahun 1918-1922.

Gibran menyelesaikan “Sand and Foam” tahun 1926, dan “Jesus The Son Of Man” pada tahun 1928. Ia juga membacakan naskah drama tulisannya, “Lazarus” pada tanggal 6 januari 1929. Setelah Gibran menyelesaikan “The Earth Gods” pada tahun 1931. Karyanya yang lain “The Wanderee”, yang selama ini ada di tangan Mary, di terbitkan tanpa nama pada tahun 1932, setelah kematiannya. Juga tulisannya yang lain “The Garden oF the Propeth”.

Pada tanggal 10 april 1931 jam 11.00 malam, Gibran meninggal dunia. Tubuhnya memang telah lama gerogoti sirosis hati dan TBC, tapi selama ini ia menolak untuk di rawat di rumah sakit. Pada pagi hari terakhir itu, dia dibawa ke St. Vincent’s Hospital di Greenwich Village.

Jenazah Gibran kemudian dikebumikan tanggal 21 Agustus di Ma Sarkis, sebuah biara Carmelite dimana Gibran pernah melakukan Ibadah.

Sepeninggal Gibran, Barbara Younglah yang mengetahui seluk-beluk studio, warisan dan tanah peninggalan Gibran. Juga secarik kertas yang bertuliskan, “Di dalam hatiku masih ada sedikit keinginan untuk membantu dunia timur, karena ia telah banyak sekali membantuku.”